Thursday, July 29, 2004

micky and mallory

 

Siang hari yang sepi,…  panas
Reptil di lanskap gurun amerika. Mendesis.
Lalu restoran terpencil yang bisu di pinggir aspal jalan memulai ceritanya. Mallory knox menari di depan juke box, micky memesan pudding, ketika beberapa cowboy modern memasuki restoran itu. Mobil mereka berasap, tidak bisa meneruskan perjalanan.  Salah seorang dari mereka melihat Mallory yang sedang menari. Mengambil bir lalu mulai ikut menari, mengganggunya dengan botol birnya seakan itu adalah kemaluannya. Mallory masih menari tetapi mulai merasa terganggu, ‘are you flirting on me ?” ia bertanya sambil menggoda lalu menyelesaikan tariannya. Teman si cowboy yang sudah duduk di bar, disebelah micky tertawa kecil, sambil memanasi temannya untuk terus mendekati Mallory. Micky memotong pudding dengan sendok kecil lalu memakannya. Micky bertatap mata dengan cowboy disebelahnya. Mallory mematikan juke box, lau tanpa disangka  memecahkan botol bir di kepala si cowboy. “do you like me now, huh ?!!” pertanyaan (juga teriakan) yang terjawab erangan. Mallory membalas pukulan dengan ekspresi yang ringan(tidak tegang, malah sedikit senang) tertawa lepas. Micky mengambil pistol besar dibalik jaketnya menembak beberapa kali dengan tepat(sasarannya sangat dekat dan tidak bergerak, beberapa orang masih menikmati pesanan makanannya). Membela kekasihnya. Beberapa orang rubuh jatuh, Mallory mendekap erat micky “I love you micky” sambil menciumnya. Sebuah peribahasa sangat tepat disini – klo jatuh cinta sih, dunia serasa milik berdua, yang laen ngontrak- damn its beautiful.
Sebuah introduction yang sangat ‘mengantar’.
Natural born killer
Sebenarnya bukan sebuah film yang melulu kekerasan.
Kekerasan disini sudah naik satu level, dimana kekerasan hanya bagian dari film bukan inti dari film. Apa bedanya misalnya Mallory berkata dengan sopan kepada si cowboy untuk menjauh, lalu si cowboy pergi (paling tidak si cowboy juga mati dalam artian tidak muncul lagi di film ini, sama saja bukan?. Kekerasan menjadi elemen lain selain dialog dan permainan watak aktor dan aktris. Sebuah ejekan bagi tipikal film – film yang menampilkan kekerasan sebagai inti filmnya. Sekali lagi kekerasan disini sudah naik satu level. Tidak ada pertarungan pamungkas si jahat dan si baik yang merupakan ramuan manjur film dengan adegan kekerasan didalamnya.
 Cinta micky dan Mallory lah sebenarnya inti dari scene (adegan) diatas. Romantisme kontemporer yang mengagungkan kebebasan berekspresi. 
Its natural born lover

 

-immortal-

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

Free Hit Counters