Friday, August 06, 2004

Metamorphosis

Permen karet adalah seperti hampir mirip nyaris sinonim hiperbola calon presiden, slrupp sllruuppp
Pergi ke warung untuk beli permen karet adalah mirip nyaris iseng jalan pake sendal ke tempat pemungut - mungut suara yaitu bilik tempat nyoblos blos untuk menyalurkan aspirasi yang tidak berapi – api kecuali panas matahari.
Iklan permen anu di kotak elektronik televisi bersanding timbul tenggelam dengan parade kampenya bapak berkopiah rapih jalih, dan ibu berkacamata anak seorang bapak yang legendaris seperti the beatles, menjajakan apa yang hendak dijajakan.
Permen anu rasanya anu nih, lalu permen yang satu rasanya lebih anu, perang slogan perang moles – moles sosok dan kepribadian adalah senjata tajam yang menggerakan tangan untuk beberapa detik berfikir lalu cuss blos, tercoblos sudah kertas yang mungkin didaur ulang atau hasil serutan baru pohon di kalimantan sana.
Manis di kunyah – kunyah, nyam nyam, si permen karet
Digigit ngelawan,
Habis manis adalah muncul secara pasti seperti juga matahari adalah manis, habis itu adalah pahit gelap remang bulan diatas sana tak terjangkau hanya kelihatan, kok agak gelap ya ? permen adalah hari, manis terang matahari, pahit dimainkan oleh bulan remang sedikit gelap itu tapi ngeri jika sudah tengah malam. Banyak kejahatan. Rasa permen berubah menjadi pahit, matahari yang manis itu jadi bulan pahit, hari – hari berganti, permen karet dibuang ditempel di kursi dinding atau malah tertelan diam dalam lambung.
Lalu bagaimana rumput – rumput hijau liar yang harus dipelihara matahari siang terang yang adalah rasa manis permen juga adalah seperti hampir mirip nyaris sinonim hiperbola calon presiden di awal – awal kunyahan pertama lidah bersetubuh dengan permen karet yang dibeli dan dipilih di warung dekat rumah.
Bertemu bulan remang gelisah dengan awan – awan melintang yang tidak bisa ditiup lalu hilang dengan mudah seperti balon – balon sabun ketika kita mandikah rumput yang hijau juga gampang tertiup angin ini ?
Rumput hijau tetap tumbuh kadang tidak liar, mereka ada di halaman rumah mewah dicukur disiram, juga dikencingi anjing peliharaan majikan, pesing tapi tetap kelihatan rapih asal jangan dekat – dekat, sekali lagi pesingg.
Brrrr, huh,…
Kalau begini aku rindu hujan. Segarnya menyulut – nyulut tulang mencuci basuh lalu bau tanah bangkit dari bumi seperti mengirim peringatan bahwa inilah bauku, inilah aku, ingat aku, sendiri hanya satu angkasa luas tapi kalian disini entah mencari apa, ingatlah tujuan yang disimpan di hati yang terdalam itu, keluarkan bersama bau tanah ketika hujan menyergapmu. Aku rindu hujan,..
Revolusi si hujan ini, bongkar bumi hanya dengan air.


- immortal -

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

Free Hit Counters