So Lonely
Zu berdiri berhadapan di depan J. Mereka berada di lapangan luas rindang dengan pohon hijau, jauh dari kota.
- Pernah bercinta J ? Zu membakar rokok. - Pernah, .... - Lalu ? Zu megepulkan asapnya. - Apa rasanya ? - Touched and kisses,.... smell of the hair and everything. - Fantasi,..... thats love, mata Zu menyipit meyakinkan J. - Kadang juga bullshit, J menambahkan. - Bagaimana kalau cinta itu adalah hubungan dua manusia Zu ? Rumit,... - Karena kadang manusia tidak puas lalu mencari manusia ke tiga, lalu hari - hari pun menjadi sempit. Rumit,... yang mengerikan adalah kesepian, dari kesepian lah manusia mencari cintanya, melunasi hutang untuk berbagi, keintiman yang dirindukan untuk dimiliki dan memiliki, disitu keindahannya akan teruji setelah pengorbanan yang melelahkan memakan hati, dan hujan cemburu. Semua logika nantinya akan mejadi fana, tidak penting, seperti puntung rokok yang terbuang di aspal tanah panas.
- Tapi semuanya adalah pilihan , Zu akhirnya bicara lagi. - Pilihan adalah awal segalanya, ketika sudah memilih semuanya akan berbeda. Aku memilih maka yang lain adalah bukan pilihan atau kusisakan itu, karena aku mau ini. Tapi aku rasa tidak ada yang melakukan itu.
Kita adalah manusia - manusia kreatif dalam segala hal, iya kan,..?
Lalu diam, ......... sunyi
Karena Zu dan J memilih melawan kesepian,
dengan ekpektasi yang memabukkan.
- immortal -
- Pernah bercinta J ? Zu membakar rokok. - Pernah, .... - Lalu ? Zu megepulkan asapnya. - Apa rasanya ? - Touched and kisses,.... smell of the hair and everything. - Fantasi,..... thats love, mata Zu menyipit meyakinkan J. - Kadang juga bullshit, J menambahkan. - Bagaimana kalau cinta itu adalah hubungan dua manusia Zu ? Rumit,... - Karena kadang manusia tidak puas lalu mencari manusia ke tiga, lalu hari - hari pun menjadi sempit. Rumit,... yang mengerikan adalah kesepian, dari kesepian lah manusia mencari cintanya, melunasi hutang untuk berbagi, keintiman yang dirindukan untuk dimiliki dan memiliki, disitu keindahannya akan teruji setelah pengorbanan yang melelahkan memakan hati, dan hujan cemburu. Semua logika nantinya akan mejadi fana, tidak penting, seperti puntung rokok yang terbuang di aspal tanah panas.
- Tapi semuanya adalah pilihan , Zu akhirnya bicara lagi. - Pilihan adalah awal segalanya, ketika sudah memilih semuanya akan berbeda. Aku memilih maka yang lain adalah bukan pilihan atau kusisakan itu, karena aku mau ini. Tapi aku rasa tidak ada yang melakukan itu.
Kita adalah manusia - manusia kreatif dalam segala hal, iya kan,..?
Lalu diam, ......... sunyi
Karena Zu dan J memilih melawan kesepian,
dengan ekpektasi yang memabukkan.
- immortal -
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home