waktu
Si lazy naik tangga menuju pemandangan yang baru
gunung ternyata memang menembus langit
burung terbang bukan untuk jalan - jalan, tapi survival hidup
urat - urat sayapnya mengeras setiap dia mengibas ke depan lalu belakang.
Lazy gamang
bertekuk lutut di depan kenyataan
hidup keras
hidup indah
tak bisa turun lagi, tangga di bawahnya tidak kuat menyangga tubuhnya.
Rapuh tangga dimakan waktu, tubuh kekiniannya terlalu kuat.
Saatnya melangkah lagi, tuan waktu sudah menggerutu
"Hoii, gerutu, gerutu, dan gerutu" katanya.
Tak ada manusia yang tahu mengapa waktu selalu mendesak, manusia seakan selalu tertinggal.
Hanya terucap, "coba waktu itu aku,...
"tuan waktu yang agung, beri waktu untuk berfikir, aku ingin bermain di padang luas itu, aku suka disini, teduh, lihat apel merah di pipi wanita itu, cantik"
lazy memohon
si tuan hanya diam, lalu "plakkk" tangannya yang besar terayun
- immortal -
gunung ternyata memang menembus langit
burung terbang bukan untuk jalan - jalan, tapi survival hidup
urat - urat sayapnya mengeras setiap dia mengibas ke depan lalu belakang.
Lazy gamang
bertekuk lutut di depan kenyataan
hidup keras
hidup indah
tak bisa turun lagi, tangga di bawahnya tidak kuat menyangga tubuhnya.
Rapuh tangga dimakan waktu, tubuh kekiniannya terlalu kuat.
Saatnya melangkah lagi, tuan waktu sudah menggerutu
"Hoii, gerutu, gerutu, dan gerutu" katanya.
Tak ada manusia yang tahu mengapa waktu selalu mendesak, manusia seakan selalu tertinggal.
Hanya terucap, "coba waktu itu aku,...
"tuan waktu yang agung, beri waktu untuk berfikir, aku ingin bermain di padang luas itu, aku suka disini, teduh, lihat apel merah di pipi wanita itu, cantik"
lazy memohon
si tuan hanya diam, lalu "plakkk" tangannya yang besar terayun
- immortal -
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home